Rabu, 11 Mei 2016

Sejarah Sajadah Unik dari Akar Wangi Pekalongan

Sajadah Akar Wangi Pekalongan - Asli Made in Indonesia.
Tahukah kamu sejarah perkembangan industri kerajinan sajadah akar wangi Pekalongan? Ternyata lika-liku usaha sajadah akar wangi Pekalongan cukup panjang ya. Yuk, ikuti dan simak ceritanya.

Pada dekade awal tahun 1970-an, masyarakat kampung Pakumpulan, Buaran di Pekalongan, Jawa Tengah dikenal sebagai penghasil sarung tenun palekat. Sarung tenun ini dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Tetapi dalam perkembangannya, industri kerajinan tenun sarung palekat terpaksa harus tergusur karena makin terdesak oleh produk sarung tenun yang dibuat dengan mesin.

Salah seorang perajin sarung tenun palekat yang terpaksa harus menutup kegiatan industri kerajinannya adalah Imron. Sebagai gantinya, mulai tahun 1975 Imron pun beralih ke industri kerajinan tenun lainnya, yakni kerajinan tenun dari bahan serat alam. Pada awalnya Imron menggunakan bahan dari eceng gondok untuk membuat kerai, karpet & produk kerajinan tenun dari eceng gondok lainnya.

Industri kerajinan tenun eceng gondok yang menjadi mata pencaharian utama Imron sempat mencapai masa kejayaan pada dekade tahun 1980-an. Hal inilah yang mengundang warga kampung lainnya ikuta-ikutan terjuan menggeluti usaha industri kerajinan tenun eceng gondok. Kebiasaan masyarakat kita memang, suka latah jika ada orang lain sukses.

Namun, karena banyaknya warga kampung yang ikut-ikutan memproduksi kerajinan tenun eceng gondok, pada akhirnya membuat pasokan barang kerajinan tersebut menjadi tidak terkendali. Efeknya, para pembeli/pedagang dari luar kota dengan leluasa dapat mempermainkan harga jual barang kerajinan tenun eceng gondok buatan kampung Pakumpulan. Karena harga jualnya yang terus anjlok, para perajin tenun eceng gondok satu per satu mulai gulung tikar, mereka meninggalkan industri kerajinan tersebut, termasuk juga Imron dan keluarga.

Dari kejadian diatas, Imron pun mencoba mencari alternatif usaha kerajinan lainnya. Dengan berbekal pengalaman di bidang industri kerajinan tenun sebelumnya, di tahun 2001 Imron mulai mencoba-coba membuat sajadah dari bahan akar wangi dimana bahan bakunya didatangkan dari Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Akar wangi sengaja dipilih Imron sebagai bahan baku utama karena akar wangi mengandung minyak atsiri yang dapat bermanfaat sebagai aroma terapi. Dalam proses pembuatannya bahan baku akar bisa dikombinasikan dengan benang katun, serat mendong dan lidi sehingga diperoleh produk jadi yang begitu menarik dan unik.

Di luar perkiraan, produk kerajinan sajadah akar wangi buatan Imron sangat diminati pembeli, tidak hanya pembeli dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Sajadah akar wangi banyak disukai pembeli dari luar negeri, terutama dari Timur Tengah karena menghasilkan aroma khas akar wangi yang sangat kuat.

Tingginya permintaan pasar akan produk sajadah akar wangi produksi Imron lagi-lagi membuat usaha kerajinan Imron berkembang sangat pesat. Dalam waktu yang relatif singkat volume produksi kerajinan sajadah akar wangi Imron meningkat drastis.

Kesuksesan Imron dalam mengembangkan sajadah akar wangi pun kembali menarik perhatian warga sekampung. Lagi-lagi, seluruh warga di kampung Pakumpulan ikut-ikutan menggeluti usaha kerajinan sajadah akar wangi dengan berbagai motif.

Kali ini Imron menggunakan strategi lain, agar harganya tidak dirusak oleh pembeli dari luar, yakni dengan cara merangkul masyarakat kampung yang turut menggeluti usaha kerajinan tersebut untuk bekerjasama menggarap pasar dengan baik agar tidak terjadi dampak samping yang merugikan bagi para perajin sendiri. Sebagian masyarakat kampung malah diberdayakan Imron untuk menggarap pesanan produk sajadah akar wangi dari luar negeri.

Saat ini Imron berhasil membina 60 perajin sajadah akar wangi di Pekalongan dengan total tenaga kerja yang terlibat di dalamnya mencapai 2.500 orang. Usaha kerajinan sajadah akar wangi Imron sendiri kini memiliki 65 ATBM. Sedangkan para perajin binaannya memiliki 150 ATBM. Dengan 60 perajin binaan tersebut, usaha industri kerajinan sajadah akar wangi Imron kini berhasil meraih omset penjualan lebih dari Rp 2 miliar per-bulannya.

Dalam perjalanan usahanya, Imron telah menjalin kerjasama dengan seorang pengusaha Malaysia berdarah Irak untuk mengekspor produk kerajinan sajadah akar wangi ke Arab Saudi, Oman dan sejumlah negara lainnya di kawasan Timur Tengah.

Bahkan di Arab Saudi sendiri, produk sajadah akar wangi buatan Imron laku dijual di berbagai gerai swalayan dengan harga sekitar 400 Real atau sekitar Rp 1 juta per lembarnya, padahal di Indonesia sendiri produk tersebut dijual dengan harga Rp 160.000 per lembar. Produk sajadah akar wangi itu dijual dengan menggunakan brand Malaysia dan Turki.

Hingga tahun 2002 Imron masih mampu menampung seluruh produksi sajadah akar wangi warga di kampungnya untuk kemudian dijual lagi kepada pengusaha asal Malaysia untuk diekspor. Namun setelah ramainya kegiatan produksi sajadah akar wangi di kampung tersebut, ada sebagian perajin yang menjual sendiri ke kota-kota lain di Indonesia atau kepada pembeli asing yang sengaja datang ke Pekalongan. Kondisi seperti ini mulai menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi perajin karena harga barang pun mulai merosot.

Walaupun demikian, Imron masih dapat mempertahankan usaha kerajinannya, karena selama ini Imron selalu menjaga hubungan baik dengan para pembeli atau buyer dari luar negeri.

Bahan baku akar wangi sendiri sengaja didatangkan dari Kabupaten Garut, Jawa Barat karena akar wangi dari Garut memiliki kualitas yang sangat tinggi. Di lain sisi, peminat akar wangi dari Garut juga cukup banyak, sehingga industri kerajinan sajadah akar wangi Pekalongan terpaksa harus bersaing dalam mendapatkan bahan baku terutama dengan industri penyulingan minyak atsiri.

Saat musim kemarau biasanya harga akar wangi akan mengalami kenaikan hingga mencapai Rp 15.000 per kilogramnya, padahal dalam keadaan normal harga bahan baku akar wangi hanya berkisar antara Rp 10.000 per kg. Kenaikan harga bahan baku akar wangi itu terjadi karena pada musim kemarau produksi akar wangi agak menurun sementara industri penyulingan minyak atsiri justru membutuhkan bahan baku akar wangi lebih banyak.

Kebutuhan bahan baku akar wangi Imron sendiri setiap minggunya mencapai 6 ton untuk kegiatan industri kerajinan sajadah akar wanginya. Jumlah tersebut sudah termasuk untuk memenuhi kebutuhan akar wangi para perajin yang berada di bawah binaan Imron. Dengan bahan baku hingga sebanyak itu, Imron bersama para perajin binaannya bisa memproduksi 3.000 unit sajadah akar wangi setiap minggunya atau sekitar 12.000 unit sajadah akar wangi setiap bulannya.

Untuk kebutuhan ATBM dan komponennya, Imron bisa memperolehnya dari wilayah Pekalongan sendiri. Karena di wilayah Pekalongan kini tumbuh industri yang khusus memproduksi ATBM beserta spare part-nya. Dengan demikian, di Pekalongan kini telah tumbuh sebuah cluster industri kerajinan tenun yang cukup mapan.

Dengan perkembangan industri kerajinan yang makin membaik, kalangan perbankan pun otomatis mulai melirik lahan bisnis kerajinan sajadah akar wangi. Kini, banyak penawaran kredit dari bank kepada para perajin sajadah akar wangi di Pakumpulan, Buaran di Pekalongan.
Load disqus comments

0 komentar